Indonesiamemandang bakal negara federasi tersebut sebagai suatu negara yang tidak terwakili aspirasi rakyat setempat, tetapi lebih merupakan bentukan asing untuk mempertahankan kepentingan politik, militer, dan ekonomi Malaysia di Asia Tenggara. Hal ini dinilai merupakan ancaman terhadap bangsa dan negara Indonesia. Tujuandiplomasi indonesia ke berbagai negara adalah untuk mendapat dukungan . SD Matematika Bahasa Indonesia IPA Terpadu Penjaskes PPKN IPS Terpadu Seni Agama Bahasa Daerah Selainuntuk memperjuangkan kepentingan nasional, diplomasi Indonesia dijalankan untuk berkontribusi bagi perdamaian dan kemanusiaan di kawasan dan dunia. Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan negara anggota IORA selama proses pemilihan Sekjen IORA yang baru. TzWTfK. Jakarta - Dalam lima tahun ke depan, diplomasi Indonesia diproyeksikan akan menjadi sangat sibuk. Indikasinya sangat jelas. Keanggotaan Indonesia di beberapa organisasi regional dan global akan menjadi lebih strategis karena menduduki jabatan kunci. Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN pada 2023. Indonesia juga akan menjadi Ketua G-20, sebuah forum global yang beranggotakan negara-negara maju yang menguasai perekonomian dunia. Selain itu, Indonesia juga berkomitmen untuk lebih menggalakkan peran dan kontribusi sebagai sebagai anggota Dewan Keamanan dan Dewan HAM PBB, serta Organisasi Maritim dalam kancah politik global merupakan pengejawantahan mandat Pembukaan UUD NRI 1945 bahwa Indonesia sebagai warga dunia harus ikut serta dalam memelihara perdamaian dunia, berdasarkan prinsip kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Keanggotaan dalam berbagai forum internasional juga merupakan perwujudan dari politik luar negeri bebas aktif yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa. Pelaksanaan kedua mandat tersebut akan menemukan momentumnya dalam waktu dekat merujuk peluang Indonesia untuk menjadi aktor politik internasional yang lebih strategis dan dominan dalam beberapa tahun ke Organisasional Dalam konteks ASEAN sebagai organisasi regional negara-negara kawasan Asia Tenggara, Indonesia menyandang status sebagai founding father dan negara kunci. Namun demikian, status tersebut tidak serta-merta membawa keuntungan bagi Indonesia. Di sinilah tantangan yang harus dibuktikan Indonesia untuk menguji kredibilitas dan kapabilitas atas status yang disematkan tersebut. Tantangan dalam organisasi regional ini tidaklah mudah. Meskipun kedaulatan masing-masing negara dibuhulkan dalam satu komitmen bersama, konflik intra kawasan masih potensial terjadi terutama terkait sengketa perbatasan, klaim produk-produk seni dan budaya, serta polusi asap sebagai akibat kebakaran ASEAN untuk menjadi satu komunitas tunggal dalam berbagai bidang sebagai bagian dari Visi ASEAN 2020 juga masih menuntut soliditas dari seluruh negara anggota. Situasi geopolitik kawasan juga semakin memanas merujuk aksi unilateral Tiongkok di awal tahun yang melanggar hak berdaulat Indonesia di perairan Natuna Utara. Di satu sisi, tindakan Tiongkok ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia untuk menyelesaikannya. Di sisi lain, tindakan Tiongkok menjadi modal soisial untuk mengukuhkan semangat satu ASEAN mengacu pada fakta bahwa Tiongkok sudah lama berkonflik dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya terkait klaim kedaulatan di Laut Tiongkok Ketua G-20 adalah hal yang prestisius bagi Indonesia. Forum yang beranggotakan 19 negara ekonomi maju ditambah Uni Eropa ini setidaknya menguasai 80 persen total perdagangan dan 90 persen produk nasional bruto dunia. Setidaknya ada dua tantangan besar yang harus direspons Indonesia bila mana menduduki posisi ini nantinya. Pertama, tantangan untuk menciptakan upaya-upaya regulatif dalam memitigasi potensi terjadinya krisis finasial global. Kedua, komitmen bersama negara anggota untuk mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan harus peduli terhadap prinsip pemerataan dan keadilan bagi negara-negara berkembang lainnya di belahan mendapatkan batu ujian yang cukup keras terkait keanggotaannya di Dewan Keamanan dan Dewan HAM PBB. Keanggotaan yang singkat pada kedua badan strategis PBB ini pada prinsipnya harus dimanfaatkan seoptimal mungkin melalui peran dan kontribusi yang konkret. Isu reformasi struktur DK PBB tentu saja bukan hal yang tabu untuk terus menerus disuarakan. Indonesia yang akan menjadi Ketua DK PBB selama satu bulan pada Agustus 2020 nanti juga dihadapkan pada fakta bahwa negara anggota tetap seperti Amerika Serikat dan Tiongkok masih gemar menempuh langkah unilateral ketimbang menghayati posisinya sebagai polisi global di DK militeristik Amerika Serikat di Irak yang menewaskan perwira tinggi Iran, Qassem Soleimani, menjadi preseden buruk yang dapat menyeret banyak negara ke medan perang. Irak yang menjadi lokus aksi unilateral tersebut merespons dengan melakukan pengusiran terhadap seluruh pasukan Amerika Serikat yang ada di wilayahnya. Iran bahkan memancangkan bendera merah di seluruh negeri, tanda bahwa mereka siap berperang. Dalam konteks HAM, Indonesia berkomitmen untuk menancapkan pengaruh yang lebih besar dalam hal penegakan HAM di dunia. Hal ini dibuktikan secara konkret melalui dukungan yang simultan terhadap perjuangan kemerdekaan demikian, agenda menjadi bertambah tatkala isu diskriminasi terhadap etnis Uyghur di Xinjiang, Tiongkok, menggelinding menjadi isu global yang menyita perhatian dunia. Terlepas dari segala akar permasalahan yang ada di wilayah tersebut, apakah separatisme yang berbalut terorisme atau kausa lainnya, hal-hal yang sifatnya diskriminatif dan melanggar HAM tetap harus dieliminir. Tiongkok boleh saja menganggap kasus ini sebagai isu domestik yang tidak boleh diintervensi negara lain, tapi kemanusiaan merupakan hal yang sifatnya universal dan harus diperjuangkan oleh semua bangsa dan negara di Aktif dan KontributifDiplomasi secara sederhana merupakan langkah teknis dalam upaya mencapai kepentingan nasional. Diplomasi pada umumnya diletakkan dalam kerangka relasi antara kebutuhan domestik dan realitas internasional. Namun demikian, konteks diplomasi menjadi lebih bijak tatkala kepentingan nasional sebuah negara melebur sebagai komitmen bersama dalam sebuah organisasi supranasional. Inilah yang menjadi batu pijakan bagi Indonesia untuk tidak hanya bebas aktif, tapi juga kontributif melalui berbagai langkah diplomasi yang berkaitan dan kepentingan kedaulatan negara sedapat mungkin dilaksanakan secara tegas tapi lentur. Tegas artinya Indonesia tidak berkompromi dengan hal apapun yang berpotensi menggerus martabat bangsa, sedangkan lentur bermakna Indonesia menghindari perang dan penggunaan senjata dalam menyelesaikan konflik. Perang merupakan pilihan terakhir tatkala diplomasi menemui jalan berbagai tantangan global di bidang politik dan keamanan seoptimal mungkin diselesaikan dalam kerangka organisasi yang dinakhodai. Pilihan ini sangat rasional karena di era multilateralisme saat ini, kalkulasi kekuatan sebuah negara dalam menyelesaikan sebuah isu dihitung secara kumulatif dari kapasitas nasional dan bobot keanggotaannya dalam sebuah organisasi. Upaya menekan Tiongkok dalam kasus Natuna Utara misalnya, akan memiliki daya gebrak yang besar apabila Indonesia mengartikulasikan kepentingan nasionalnya melalui kerangka ASEAN dan DK diplomasi ekonomi semakin menunjukkan urgensinya dalam dinamika hubungan antarnegara. Konflik di banyak negara lebih banyak diselesaikan dalam kerangka hubungan timbal-balik dalam hal ekonomi, bukan melalui tekanan politik dan agresi militer. Oleh sebab itu, keanggotaan di G-20 harus benar-benar dioptimalkan guna mendukung fundamental perekonomian Indonesia serta menopang ketahanan ekonomi diplomasi membutuhkan citra domestik yang kuat. Semua imej yang dibangun di tataran internasional akan menjadi pudar apabila di level domestik stabilitas politik dan ekonomi tidak dapat dikendalikan dengan baik. Beberapa momen penting skala nasional yang akan dihelat tahun ini seperti Pilkada 2020 harus bisa dikelola dengan baik dan dikonversi menjadi modal diplomatik di panggung global. Dengan komitmen yang kuat serta konsistensi dalam mewujudkan tujuan nasional melalui diplomasi, kiprah Indonesia diharapkan akan semakin bersinar Jazilul Fawaid, Wakil Ketua Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia MPR RI prf/ega Skip to content Selepas Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia belum sepenuhnya diakui dunia. Jalur diplomasi menjadi jalan yang dipilih untuk menggalang pengakuan dunia di tengah ancaman militer Belanda yang berencana merebut kembali Indonesia dengan memanfaatkan Sekutu sebagai pemenang Perang Dunia II. Senin, 16 Agustus 2021 050049 WIBSenin, 4 October 2021 174544 WIB IPPHOS Konferensi Meja Bundar KMB tanggal 23 Agustus 1949 antara lain memutuskan, sebagai imbalan penyerahan kedaulatan kepada Indonesia, pihak Belanda mendapat bayaran sejumlah Rp 4,5 miliar gulden dari pihak Indonesia. Lewat tulisannya di de [...] This entry was posted in Paparan Topik and tagged Agresi Militer Belanda, Agresi Militer I, agresi militer II, Ahmad Soebardjo, BFO, Den Haag, Hari Kemerdekaan, Kabinet Hatta, Kabinet Sjahrir, kementerian luar negeri, Kemerdekaan RI, KII, KMB, KNIP, Konferensi Inter Indonesia, Konferensi Meja Bundar, KTN, Linggarjati, mempertahankan kemerdekaan, Mohammad Hatta, Negara Kesatuan Republik Indonesia, NKRI, PBB, Perjanjian Renville, Persetujuan Linggarjati, Perundingan Linggarjati, Perundingan Renville, proklamasi, Republik Indonesia Serikat, Roem-Royen, Schermerhorn, Sejarah Diplomasi, sekutu, Sutan Sjahrir, Van Mook. Diplomasi merupakan suatu alat yang membawa kepentingan negara dalam level tertentu. Dari diplomasi tersebut, sebuah negara akan menghasilkan keputusan kerja sama antar negara untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. Oleh sebab itu, perlu adanya penyelesaian agar negara-negara tersebut aman untuk ditinggali. Seperti yang dikatakan oleh Reza Bayu Oktavian Arief S. IP bahwa tujuan dari diplomasi ini adalah untuk menciptakan world peace, artinya dapat mencipatakan rasa aman dan sejahtera untuk masyarakat dunia. Untuk itu perlu adanya gerakan atau tempat yang bisa dijangkau oleh masyarakat luas untuk menyalurkan pendapatnya terkait dengan penyelesaian konflik di negara-negara yang berkonflik. “Melakukan sebuah diplomasi itu perlu adanya keterlibatan dari faktor lain misalnya government yang tentunya memiliki peran peting untuk melakukan diplomasi antar negara, “ terangnya saat menjadi pembicara dalam acara Workshop on Diplomacy and Model United Nations dengan tema “Promoting Diplomacy as a Tool Resolving Future Global Challenge” pada hari Senin 19/10 di AR. Facrudin B Universitas Muhammadiyah Yogyakarta UMY. Menurut sejarah yang pernah ada, diplomasi pernah ditiadakan oleh suatau negara karena dianggap mementingkan negaranya sendiri bukan untuk kepentingan orang banyak. “Pada Perang Dunia I beberapa aktor yang terlibat gagal melakukan diplomasi sampai menimbulkan Perang Dunia II dan melibatkan banyak aktor yang lebih besar. Secara umum, diplomasi dapat dikatakan sebagai agency room, artinya sebagai mesin atau alat penggerak yang dapat menghubungkan dan mengkomunikasikan antar negara-negara secara global. Sampai akhirnya muncullah sebuah wadah yang berperan untuk melakukan diplomasi yaitu Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB yang memiliki peran penting dalam melakukan sebuah diplomasi antar bangsa saat ini, “ jelas alumnus HI UGM ini lagi. Reza menerangkan, bahwa, ada 9 Multytrack Diplomacy yang biasa dilakukan oleh beberapa negara dalam melakukan sebuah diplomasi. Pertama, Government memiliki peran penting untuk melakukan sebuah diplomasi antar negara karena Government memiliki kekuasana dalam suatu negara tersebut. Kedua, Non Government, karena terkadang keterlibatan mereka menjadikan sebuah kesepakatan yang lebih besar. Ketiga, Bussines, biasanya bisa dilakukan dengan membuat sebuah perjanjian perdagangan misalnya jual beli dan bisa dilakukan dengan cara bernogosiasi. Keempat, Private Citizen, meskipun mereka tidak ada di sebuah forum, mereka akan menggerakkan diri mereka sendiri untuk melakukan sebuah diplomasi. Kelima, lanjutnya, Researcher, pusat studi ini juga memiliki peran untuk melakukan sebuah diplomasi. Misalnya mereka bertugas untuk memprediksi angka kemiskinan atau angka kecelakaan, tentu ini sangat diperlukan. Keenam, aktifis, saat ini sudah banyak sekali aktifis-aktifis yang muncul dan membuat gerakan-gerakan world peace. Ketujuh, Badan Amal atau Founding Rising, ini bisa menjadi sebuah alat untuk berdiplomasi karena sejatinya setiap negara akan butuh bantuan dari negara-negara lain sekalipun itu negara super power. “Kedelapan, Tokoh Agama, tokoh agama juga memiliki peran penting dalam hal berdiplomasi, karena ini bisa menjadi sebuah cara untuk menyelesaikan konflik agama. Dan terakhir yang kesembilan, communication & media, jangan pernah remehkan ini, mass media ini memiliki perang penting untuk membentuk opini publik. Karena tugas dari media sendiri yaitu untuk memberikan informasi kepada masyarakat, contoh organisasinya adalah International Monitoring Found IMF, “ jelasnya. Tentunya sebuah diplomasi ini ada hubungannya dengan International Assosiation, karena ini sebuah wadah untuk mempertemukan antar negara untuk berdiplomasi dan berkomunikasi. “Jika tidak ada International Assosiation, diplomasi tidak akan berjalan dengan lancar. Salah satu International Assosiation adalah PBB. Pembentukan yang pertama kali dibentuk oleh PBB adalah dewan keamanan PBB, karena ketika itu isu yang sering muncul karena masih banyaknya negara berkonflik. Setelah itu muncullah organisasi-organisasi lain yang ada di PBB guna menyelamatkan dunia. Jika ditarik kesimpulan, sudah terlihat jelas benang merahnya, bahwa ini menjadi sebuah alat bagi mahasiswa untuk menyalurkan pendapatnya terkait dengan isu global dalam forum internasional yang resmi. Semua orang bisa menyalurkan idenya untuk tujuan yang sama yaitu “World Peace,” tutupnya. Mengolah minyak bumi dan gas alam adalah salah satu kegiatan di bidang....​ meninggalkan perkara haram dan syubhat maksud dari​ Supaya mengangkat ekonomi Indonesia pada era globalisasi yang lebih baik ialah​ Kegiatan memasak sayuran menjadi bayam merupakan kegiatan ....?a. produksib. konsumenc. distribusid. konsumsi​ Yang Bukan termaksud Cabang Atletik Dari Nomor lompat Lompat Harimau Lompat Jauh Lompat Tinggi Lompat gala . Sebutkan 4 bahan-bahan dasar pembuat patung!​ Randa pada dasarnya anak yang seorang petani yang penghasilan orang tuanya pas-pasan tetapi ia mempunyai cita-cita menjadi dokter maka ia belajar deng … an tekun untuk menggapai cita-citanya tersebut walaupun orang tuanya sepertinya tidak memungkinkan untuk membiayainya, karena kegigihannya ia selalu memperoleh nilai yang bagus sehingga ia memperoleh beasiswa untuk melanjutkan studinya dan akhirnya ia menjadi Dokter. Takdir yang terjadi sesuai dengan contoh diatas adalah…a. Takdir Mubramb. Taqdir Muallaqc. Taqdir yang tidak bisa di ubahd. Takdir yang mutlak terjadi seperti ketetapan dasar​ 4. Dibawah ini termasuk unsur-unsur wisata, Kecuali……. * a. Kegiatan perjalanan b. Di lakukan secara sukarela c. Bersifat sementara d. Adanya obyek wi … sata e. Adanya Travel Agent prof Theodore leavit tak seorangpun membeli suatu produk atau jasa tetapi mereka hanya membeli pemecahan terhadap permasalahan kebutuhan dan keinginan … mereka sendiri jelaskan phylosofi diatas​ Untuk menetapkan BEP maka hal yang harus diketahui terlebih dahulu adalah. A biaya tetap biaya variable, HPP B biaya tetap biaya variable per unit, ha … rga jual С modal kerja, modal investasi, modal awal usaha D biaya tetap biaya variable, harga jual E biaya tetap, biaya variable, harga pokok penjualan. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Diplomasi olahraga merupakan bentuk diplomasi publik yang menggunakan olahraga sebagai alat untuk mempromosikan hubungan internasional di tingkat regional maupun internasional untuk mempromosikan citra Indonesia yang lebih baik di mata global. Pemanfaatan olahraga dalam kegiatan seperti pertukaran olahraga, pertandingan dan turnamen merupakan sarana membangun hubungan antar negara yang bersangkutan. Diplomasi olahraga ini juga dapat dimanfaatkan untuk mempererat persahabatan dan kerjasama internasional, khususnya di bidang olahraga. Pada dasarnya olahraga juga sering kali dikaitkan dengan bayangan latar belakang politik yang bersitegang diantara kedua negara maupun memiliki peran yang cukup penting di dalam perpolitikan dunia. Tidak jarang diplomasi olahraga menjadi salah satu sarana penyelesaian konflik suatu negara. Piala Dunia FIFA 1998 di Perancis antara Amerika Serikat dengan Iran misalnya memiliki ketegangan yang amat tinggi akibat konflik bilateral. Namun, kedua belah pihak pada akhirnya memberikan hadiah, saling bertukar bunga, hingga berfoto membuat ketegangan konflik menjadi surut ketika melakukan pertandingan sepak bola. Keberhasilan diplomasi olahraga dapat juga dilihat dari diplomasi pingpong pingpong diplomacy. Diplomasi antara Amerika Serikat dan Tiongkok ini mengarah kepada restorasi hubungan kedua negara. Olahraga juga berhasil menjadi salah satu instrumen penyelesaian konflik di semenanjung Korea diantara kedua negara Korea Utara dengan Korea Selatan. Melalui diplomasi olahraga kekuatan politik baru dapat dibentuk dan juga terbendung. Seperti itulah kuatnya kekuatan soft power melalui sport Indonesia sering sekali melakukan beberapa upaya diplomasi olahraga untuk meningkatkan citra Indonesia di mata global melalui atlet-atlet olahraganya yang berprestasi. Diplomasi olahraga menjadi sarana soft power yang membuat Indonesia dapat mempengaruhi pihak lain tanpa dengan memanfaatkan daya tarik olahraga tanpa adanya penekanan ataupun pemaksaan. Diplomasi olahraga memainkan peran yang cukup kuat di dalam meningkatkan citra Indonesia di tingkat internasional. Pemerintah Indonesia bangga dengan diplomasi olahraga misalnya melalui sepak bola dan bulu tangkis yang dapat kita lihat menghasilkan prestasi dimana-mana yang berujung menarik perhatian global terhadap Indonesia. Prestasi mengesankan diraih Indonesia di berbagai ajang olahraga internasional seperti Asian Games, Olimpiade termasuk SEA Games. Indonesia juga menjadi tuan rumah ajang olahraga internasional yang bersifat prestisius seperti Asian Games 2018 yang sudah lewat di Jakarta dan juga Palembang. Kebanggaan tersebut membuat Indonesia berhasil memperlihatkan kemampuannya dalam menyelenggarakan acara skala besar, meningkatkan kekuatan ekonomi di bidang pariwisata dan sekaligus memperkuat hubungan baik dengan negara-negara peserta. Pemerintah Indonesia juga telah aktif di dalam menjalin kerja sama dan program pertukaran olahraga melalui pertukaran atlet, staf pendukung, hingga pelatih dengan tujuan untuk membantu memperkuat hubungan bilateral yang berkontribusi pada pengembangan kedua negara. Kerja sama tersebut bertujuan untuk saling berbagi pengetahuan, ketereampilan, dan pengalaman yang berbeda dari negara-negara lain. Indonesia juga menggunakan olahraga sebagai instrument yang dapat digunakan untuk memperkenalkan budaya serta tradisi Indonesia di mata dunia. Misalnya melalui opening Asian Games 2018 yang diselingi dengan tarian tradisional, kostum tradisional Indonesia hingga musik-musik daerah menjadi daya tarik yang unik bagi negara-negara lain yang belum pernah melihatnya sama sekali. Pemerintah Indonesia memang sering sekali menampilkan budaya Indonesia yang begitu bervariasi tersebut di dalam upacara pembukaan maupun penutupan suatu acara olahraga internasoinal. Tampak nyata bahwa diplomasi tersebut berhasil memperluas apresiasi serta pemahaman global terhadap budaya Indonesia. Pemerintah Indonesia juga berperan aktif di dalam mempromosikan gaya hidup sehat serta pentingnya olahraga terkait kesejahteraan masyarakat dan kesehatan. Belakangan ini kita juga dapat melihat keberhasilan Indonesia melalui prestasi olahraga atlet-atlet Indonesia di SEA Games 2023. Pada tahun ini, Indonesia mencatatkan diri sebagai juara umum di delapan cabang olahraga. Delapan cabang olahraga tersebut adalah angkat besi, wushu, pencak silat, tenis, balap sepeda, esports, bulutangkis,dan voli. Selain itu, hoki dan kriket juga mencetak sejarah dengan diraihnya medali emas oleh atlet Indonesia. Dengan total 276 medali yang terbagi menjadi 87 medali emas, 80 medali perak, 109 medali perunggu maka Tim Indonesia meraih peringkat ketiga secara keseluruhan dari negara lainnya. Keberhasilan Timnas Indonesia U-22 khususnya menarik perhatian publik karena berhasil meraih medali emas setelah 32 tahun. Euforia tersebut tidak hanya dirasa dan dibanggakan oleh masyarakat Indonesia, namun juga negara lainnya khususnya warga Kamboja itu sendiri sebagai tuan rumah. Pertandingan laga final SEA Games 2023 cabang olahraga sepak bola antara Thailand vs Indonesia di Olympic Stadium, Phnom Pen pada tanggal 16 Mei 2023 lalu berhasil meninggalkan kesan yang menarik bagi Indonesia itu sendiri. Setelah waktu berjalan selama 120 menit, Tim Garuda Muda berhasil menang atas Thailand dengan skor Indonesia di SEA Games 2023 memberikan dampak positif bagi negara Indonesia. Indonesia berhasil meraih hati masyarakat Kamboja sebagai tuan rumah untuk mendukung olahraga Indonesia dan para atletnya. Popularitas atlet-atlet Indonesia mendapat dukungan besar dari warga Kamboja itu sendiri. Cabang olahraga yang diminati oleh warga Kamboja terutama dapat dilihat dari bola voli indoor dan sepak bola Indonesia, sehingga mayoritas masyarakat Kamboja memberikan dukungan penuh terhadap Indonesia ketika berada di tahap final. Melalui media sosial terdapat banyak sekali dukungan dan komentar positif terhadap atlet Indonesia. Melalui fenomena ini, kita dapat melihat keberhasilan Indonesia melakukan diplomasi olahraga untuk meningkatkan citra positifnya di mata internasional. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya › Mendatangkan vaksin dan obat Covid-19, melindungi WNI di luar negeri, hingga menuntaskan perjanjian dagang untuk peningkatan ekspor adalah sebagian dari penerjemahan konsep diplomasi berdampak oleh para diplomat RI. TANGKAPAN LAYAR/KOMPAS/KRIS MADA Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi menyampaikan sambutan pembukaan pada konferensi internasional tentang diplomasi digital yang digelar secara hibrida, Selasa 16/11/2021.Hingga Rabu 17/11/2021, sudah 7,5 miliar dosis vaksin Covid-19 disuntikkan di sedikitnya 184 negara atau wilayah. Di seluruh permukaan bumi, terdata 7,9 miliar manusia. Rata-rata 35 juta dosis vaksin disuntikkan setiap hari. Vaksinasi menjadi salah satu alasan banyak negara kembali membuka perbatasan vaksin dan pembukaan perbatasan internasional merupakan sebagian dari hasil kerja diplomasi yang juga harus beradaptasi dengan aneka pembatasan. ”Di sebagian besar periode pandemi Covid-19, diplomasi menjadi virtual dan terbukti layak,” kata Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi, Selasa 16/11/2021, dalam International Conference on Digital Diplomacy ICDD. Baca juga Tantangan Diplomasi HibridaDigelar secara hibrida dari Bali, konferensi itu bertujuan untuk menunjukkan adaptasi diplomasi sekaligus mendorong kebangkitan kembali pariwisata Bali. Sebagian peserta hadir secara virtual. Sebagian lagi hadir di lokasi konferensi yang dipusatkan di merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan hibrida yang digelar Kementerian Luar Negeri RI pada pertengahan November sampai awal Desember 2021. Selain ICDD, ada Bali Civil Society and Media Forum pada 17-18 November ini hingga Bali Democracy Forum BDF pada 9 Desember. Seperti pada 2020, BDF 2021 juga digelar secara baruRetno mengemukakan, metode hibrida akan menjadi kenormalan baru diplomasi pada era pandemi dan pascapandemi Covid-19. Sebagian aktivitas diplomasi dilakukan secara virtual. Sebagian lagi tetap harus dilakukan lewat pertemuan langsung. Hal itu antara lain dilakukan Retno kala menerima Menlu Selandia Baru Nanaia Mahuta, Senin 15/11/2021. Sementara pada Rabu, Retno bertandang ke Dhaka menemui Menlu Bangladesh AK Abdul itu, Retno dan jajarannya melawat ke sejumlah negara untuk aneka tugas. Paling pokok adalah mengurus pasokan obat dan vaksin serta aneka peralatan kesehatan lain untuk menangani Covid-19. Lawatan tersebut juga untuk mencari cara menerobos sekatan-sekatan arus barang selama pandemi. Aneka sekatan itu membuat ekonomi tidak bergerak dan kas negara bisa terancam. Tugas lain terkait dengan politik internasional mulai dari isu Afghanistan, sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, hingga tentu saja LUAR NEGERI RI Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menerima kunjungan Menlu Selandia Baru Nanaia Mahuta di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin 15/11/2021.”Tidak semua bisa dilakukan secara virtual,” kata Menlu Singapura Vivian Balakrishnan, yang hadir dan menjadi salah satu pembicara dalam mencontohkan pertemuan para pemimpin ASEAN di Jakarta pada April 2021. Para pemimpin ASEAN menilai masalah Myanmar harus diurus lewat pertemuan langsung. Meski Myanmar tetap membandel sampai sekarang, setidaknya ASEAN telah berusaha untuk mendorong penyelesaian krisis yang dipicu kudeta militer 1 Februari 2021 di negara juga Perlu Perkuatan Infrastruktur Diplomasi di Afrika Menlu Kedua Brunei Darussalam sekaligus Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar Erywan Yusof mengaku terlibat 60 kali pertemuan virtual terkait Myanmar saja. Di luar itu, ia juga pernah bertandang ke Myanmar untuk mengurus penanganan krisis di Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin menyebut digitalisasi adalah hadiah terbaik bagi diplomasi sejauh ini. Metode baru diplomasi ini membuat interaksi lebih mangkus, langsung, dan apa adanya. ”Perjalanan yang tidak perlu semakin berkurang dan malahan interaksi lebih kerap dilakukan sehingga meningkatkan keakraban, relevansi, dan kekuatan asosiasi kawasan. Selama dua tahun pandemi, ada lebih banyak interaksi diplomasi dibandingkan dengan sebelumnya” mengatakan, digitalisasi diplomasi bukan sekadar pertemuan virtual. Lebih dari itu, teknologi yang menjadi fondasi digitalisasi adalah salah satu penyelesai masalah. Ia menyebut, norma-norma diplomasi tradisional tetap bisa diadaptasi dalam diplomasi digital. Selama dua tahun terakhir, teknologi memberi banyak kemudahan.”Kita terus berhubungan dengan para mitra dan teman untuk menjaga hubungan, meningkatkan kerja sama, bahkan membuat beberapa kemajuan pada isu sensitif,” kata LAYAR/KOMPAS/KRIS MADA Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakhrisnan memaparkan manfaat teknologi dalam International Conference on Digital Diplomacy yang diselenggarakan secara hibrida pada Selasa 16/11/2021.Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu RI Teuku Faizasyah mengatakan, manfaat adalah salah satu kata kunci yang terus menjadi landasan aktivitas para diplomat Indonesia. ICDD, BDF, atau aneka lawatan lain dilandasi dengan pertanyaan apa manfaatnya?Pada masa pemerintahan Joko Widodo, pertanyaan itu semakin sering diajukan untuk aneka aktivitas diplomasi Indonesia. Karena itu, ada konsep diplomasi berdampak yang penerjemahannya amat beragam. Mendatangkan vaksin dan obat Covid-19, melindungi WNI di luar negeri, hingga menuntaskan perjanjian dagang untuk peningkatan ekspor adalah sebagian dari penerjemahan konsep diplomasi berdampak selama beberapa tahun juga Diplomasi Mode, dari Sepatu ”Mismathced” Bu Menlu hingga Jas Bertanda Jasa Bung Karno Pertanyaan tentang hal itu sebenarnya tidak hanya diajukan pada diplomasi. Konsep demokrasi paling sering mendapat pertanyaan itu. Para politisi senior, seperti Lee Kuan Yew hingga Jusuf Kalla, bolak-balik menekankan bahwa demokrasi harus BDF 2021, pertanyaan sejenis juga diajukan. Pandemi, menurut Faizasyah, antara lain, menghadirkan pertanyaan apa yang bisa diberikan demokrasi untuk kemanusiaan? Apa jalan ke depan untuk memastikan demokrasi tetap efektif guna mewujudkan keadilan ekonomi dan sosial bagi masyarakat?ISTIMEWA/KEMENTERIAN LUAR NEGERI Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi menyampaikan pidato pembukaan forum kerja sama negara-negara demokrasi, Bali Democracy Forum BDF ke-13, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis 10/12/2020.BDF diharapkan menjadi ajang berbagai negara untuk berbagi pengalaman menjawab pertanyaan itu. ”BDF menjadi forum bagi negara-negara untuk berbagi pengalaman dan praktik-praktik terbaik dalam tata kelola pemerintahan dan dalam berdemokrasi,” ujar Faizasyah.”Satu hal yang membedakan antara BDF dengan forum demokrasi lainnya adalah sifatnya yang ’tidak menggurui’. Demokrasi adalah hasil dari proses di dalam negeri home-grown sehingga tidak bisa disamakan satu negara dengan negara lainnya. BDF tidak ditujukan untuk mengajari, tetapi saling belajar dan berbagi,” ujar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, tidak kalah penting aneka kegiatan yang dilakukan di Bali adalah bagian dari menjaga diplomasi dan demokrasi tetap relevan di masa kini. Salah satu ukuran relevansi adalah manfaatnya bagi warga. Diplomasi adalah manajemen hubungan internasional berupa serangkaian kebijakan yang dijalankan oleh suatu negara untuk mengamankan kepentingan melalui proses tawar-menawar, negosiasi, tindakan non-coercive, korespondensi, lobi, kunjungan dan aktivitas-aktivitas lainnya yang terkait, saling menyampaikan cara pandang dan penggalangan dukungan merupakan ilmu mengenai hubungan antar negara yang tercipta sebagai hasil timbal balik kepentingan-kepentingan, dari prinsip-prinsip hukum antar negara dan ketentuan-ketentuan yang dicantumkan dalam traktat-traktat ataupun persetujuan-persetujuan internasional. Diplomasi mencakup seluruh sistem kepentingan yang tercipta dari hubungan-hubungan antar negara dengan tujuan menjamin keamanannya, keharmonisannya, memelihara martabat serta kehormatannya dan tujuan langsungnya adalah memelihara perdamaian serta utama politik luar negeri adalah mengambil keputusan mengenai hubungan luar negeri, sedangkan tugas utama diplomasi adalah untuk melaksanakannya dengan baik dan efektif. Diplomasi biasanya dilakukan secara resmi antar pemerintah negara, namun bisa juga secara tidak resmi melalui antar lembaga informal atau antar penduduk atau antar komunitas dari berbagai negara yang definisi dan pengertian diplomasi dari beberapa sumber buku Menurut Ashari 2015, diplomasi adalah serangkaian kebijakan yang dijalankan oleh suatu negara untuk mengamankan kepentingan dalam berhubungan dengan negara lain melalui proses tawar-menawar, negosiasi, tindakan non-coercive, dan penggalangan dukungan publik. Menurut Barston 2013, diplomasi adalah manajemen hubungan internasional melalui negosiasi. Diplomasi pada dasarnya lebih fokus terhadap hal yang berkaitan dengan pengelolaan hubungan antara negara dengan negara dan aktor lainnya, dengan hal yang berkaitan tentang kegiatan menuju perdamaian. Menurut Djelantik 2008, diplomasi adalah manajemen hubungan antar negara atau hubungan antar negara dengan aktor-aktor hubungan internasional lainnya. Negara, melalui perwakilan resmi dan aktor-aktor lain berusaha untuk menyampaikan, mengkoordinasikan dan mengamankan kepentingan nasional khusus atau yang lebih luas, yang dilakukan melalui korespodensi, pembicaraan tidak resmi, saling menyampaikan cara pandang, lobi, kunjungan dan aktivitas-aktivitas lainnya yang terkait. Menurut Shoelhi 2011, diplomasi adalah ilmu mengenai hubungan-hubungan serta kepentingan-kepentingan dari negara-negara atau seni untuk mendamaikan/mempertemukan perbedaan-perbedaan gagasan antarbangsa, dan secara lebih khusus lagi, diplomasi adalah seni Diplomasi Menurut Shoelhi 2011, diplomasi diklasifikasikan dalam beberapa jenis, yaitu sebagai berikuta. Diplomasi Borjuis-Sipilmerupakan diplomasi yang dalam penyelesaian permasalahan lebih mengutamakan cara-cara damai melalui negosiasi untuk mencapai tujuan win-win solution. Diplomasi diplomasi borjuis atau diplomasi sipil didasarkan pada anggapan bahwa penyelesaian kompromi antara mereka yang berselisih melalui negosiasi adalah pada umumnya lebih menguntungkan daripada penghancuran total Diplomasi Demokratis Diplomasi demokratis adalah diplomasi yang berlangsung secara terbuka dan memperhatikan suara rakyat. Diplomasi terbuka atau disebut juga diplomasi demokratis menunjukkan bahwa diplomasi harus dijalankan secara terus terang dan terbuka serta memperoleh pengawasan penuh dari Diplomasi Totaliter Diplomasi totaliter, merupakan diplomasi yang lebih menonjolkan peningkatan peran negara pemujaan patriotisme dan loyalitas kepada negara berapa pun harga pengorbanannya. Bahwa negara yang menggunakan diplomasi totaliter, pembuatan keputusan tidak berada di bawah pengawasan rakyat. Satu orang atau satu kelompok kecil bisa mengambil keputusan akhir dalam segala hal dan dalam waktu yang begitu Diplomasi Preventif Diplomasi Preventif, biasanya diluncurkan ketika masyarakat menghadapi suasana genting yang akan memunculkan konflik besar atau pecah perang. Diplomasi ini mempunyai kedudukan penting, khusus dalam kasus-kasus dimana konflik permulaan bisa dikatakan sebagai akibat dari, atau secara tidak sengaja menimbulkan risiko bagi terciptanya suatu kekosongan kekuasaan si antara blok-blok Diplomasi ProvokatifDiplomasi Provokatif, bertujuan untuk menyudutkan posisi suatu negara untuk menimbulkan sikap masyarakat internasional agar menentang politik suatu negara. Diplomasi ini dilancarkan dengan tujuan untuk menyudutkan posisi suatu negara atau untuk menimbulkan sikap masyarakat internasional agar membenci atau menentukan kebijakan politik suatu negara atau mendobrak kemapanan yang tidak disukai atau menentang aturan yang Diplomasi Konferensi Untuk melakukan diplomasi ini diperlukan beberapa persiapan, seperti pembahasan dan programnya disetujui oleh semua pihak yang ikut serta, dan memperoleh jaminan bahwa pandangan-pandangan pihak-pihak yang berunding tidak berbeda hingga tidak ada harapan Multijalur Multi-track Diplomacy Multi-track diplomacy adalah konsep yang dikembangkan oleh Louise Diamond dan John W. McDonald. Diplomasi multi jalur merupakan sebuah cara konseptual untuk melihat proses penciptaan perdamaian dunia sebagai sebuah sistem yang hidup. Konsep diplomasi ini memandang beragam aktivitas yang saling berinterkoneksi, individu-individu, institusi, dan komunitas yang bekerja bersama-sama untuk sebuah tujuan yang sama, yakni terciptanya dunia yang damai Diamond dan McDonald, 2003.Multitrack Diplomasi mengacu pada visi total diplomasi dalam arti penggunaan seluruh upaya dari para aktor diplomat dan non-diplomat dalam pelaksanaan politik luar negeri, dan keterlibatan daerah sebagai salah satu track. Dalam pelaksanaan diplomasi total, peranan aktor dipandang penting untuk mewujudkan kepentingan dan cita-cita nasional suatu diplomacy telah menjadikan diplomasi bukan hanya tugas diplomat profesional ataupun Pemerintah dalam pengertian umum, namun merupakan sebuah upaya untuk merangkul dan melibatkan masyarakat dari berbagai negara dalam suatu hubungan yang harmonis guna mewujudkan persahabatan bangsa-bangsa menuju perdamaian Mukti 2013, terdapat sembilan track dimana setiap track memiliki sumber daya, nilai nilai dan pendekatannya sendiri, namun ketika mereka ada dalam struktur lingkaran itu, elemen-elemen tersebut dapat bekerja dengan lebih kuat efeknya. Adapun sembilan track dalam multi-track diplomacy tersebut adalah sebagai berikut Track one atau pemerintah, atau juru damai melalui diplomasi, Departemen Luar Negeri, para pejabat pemerintah, dan anggota parlemen menjadi aktor utama dalam diplomasi dan negosiasi jenis ini. Sebagai pembuat kebijakan, mereka membuka jalan bagi upaya-upaya two yaitu non-government atau orang yang profesional, mampu mewujudkan perdamaian melalui resolusi konflik. Ini menjadi kesempatan bagi para profesional non-governmental untuk menganalisis, mencegah, menyelesaikan, serta mengakomodasi konflik internasional dengan komunikasi, pemahaman, dan membangun hubungan baik dalam menghadapi masalah secara bersama-sama, oleh aktor-aktor bukan negara. Track three yaitu bisnis, atau penciptaan perdamaian melalui perdagangan. Ini merupakan wilayah bisnis yang senyatanya, yang sangat potensial untuk mempengaruhi penciptaan perdamaian melalui pemanfaatan peluang-peluang ekonomi, persahabatan dan pemahaman internasional, saluran-saluran komunikasi informal, dan dukungan dari kegiatan-kegiatan peacemaking lainnya. Track four yaitu warga negara biasa/swasta, atau penciptaan perdamaian melalui keterlibatan personal/individual. Ini termasuk berbagai macam cara yang digunakan individu untuk terlibat dalam aktivitas perdamaian dan pembangunan, melalui program pertukaran, organisasi sukarela, organisasi non-pemerintah, atau kelompok kepentingan khusus yang concern pada perdamaian. Track five yaitu penelitian, pelatihan dan pendidikan, atau penciptaan perdamaian melalui pembelajaran. Termasuk dalam aktivitas ini adalah kerja sama antar universitas, kerja sama pakar, pusat research khusus, program beasiswa dari Taman Kanak-Kanak sampai dengan kerja sama program studi atau penelitian tentang multicultural, cross culture, dan studi perdamaian, dan beragam aktivitas pembelajaran lainnya. Track six yaitu kalangan aktifis, atau penciptaan perdamaian melalui advokasi publik. Aktivitas ini adalah pekerjaan yang dilakukan para aktivis dari berbagai bidang, antara lain aktivis HAM, lingkungan hidup, keadilan ekonomi, aktivis perlucutan senjata nuklir, misalnya, dan advokasi terhadap kelompok tertentu yang terkalahkan karena kebijakan pemerintah yang kurang adil, misalnya. Track seven yaitu agama, atau penciptaan perdamaian melalui keyakinan dalam aksi nyata. Ini merupakan pelaksanaan dari keyakinan dan aktivitas yang berorientasi perdamaian dari komunitas-komunitas spiritual atau agama, dan sepenuhnya adalah morally based movement atau gerakan moral. Track eight yaitu pendanaan, atau penciptaan perdamaian melalui pemberian sumber daya. Ini mengacu pada komunitas atau individu yang memiliki kemampuan sumber daya untuk melakukan amal dengan mensupport aktivitas di track-track yang lainnya. Track nine yaitu komunikasi dan media massa, atau penciptaan perdamaian melalui informasi. Ini adalah realitas dari aspirasi masyarakat; bagaimana opini publik diekspresikan oleh media publik, film, media cetak, TV, radio, sistem elektronik dan seni secara PustakaAshari, K. 2015. Kamus Hubungan Internasional. Bandung Nuansa 2013. Modern Diplomacy. New York Sukawarsini. 2008. Diplomasi antara Teori dan Praktik. Bandung Graha Mohammad. 2011. Diplomasi Praktik Komunikasi Internasional. Bandung Simbiosa Rekatama L., dan McDonald, J. 2003. Multi-Track Diplomacy A System Approach to Peace. Connecticut Kumarian 2013. Paradiplomacy Kerjasama Luar Negeri oleh Pemda di Indonesia. Yogyakarta The Phinisi Press.

tujuan diplomasi indonesia ke berbagai negara adalah untuk mendapat dukungan